Kasus Pembunuhan di Pengaron, Satu Tersangka Diringkus, Pelaku Lainnya Masih Diburu

preview_player
Показать описание
"Pihak kepolisian masih memburu tersangka lainnya terkait kasus dugaan pengeroyokan yang berujung tewasnya Sabriansyah," Kepala Kepolisian Daerah (Kapolda) Kalimantan Selatan (Kalsel), Irjen Pol Andi Rian Djajadi paparnya di Mapolres Banjar, Kamis (30/03/2023) malam.

Dijelaskannya, memang kesannya tersangka A ini menyerahkan diri, namun sebenarnya sempat dilakukan pengejaran oleh petugas, sampai akhirnya tersangka terdesak dan mengarah ke Polres.

Selain itu, lanjut Kapolda, dari keterangan tersangka mengaku dirinya sendiri merupakan pelakunya, namun dari hasil olah TKP yang dilakukan pihak polres di back up krimum Polda Kalsel, pihaknya yakin pelakunya lebih dari satu orang.

"Pelaku lainnya sudah kita identifikasi dan sedang dalam proses pengejaran. Saya juga menghimbau agar kepada para tersangka lainnya jika memiliki itikad baik untuk menyerahkan diri, sebelum dilakukan penangkapan yang berakibat tidak bagus," tegasnya.

Kapolda mengungkapkan satu tersangka sudah diamankan dan dua lainnya masih dalam pengejaran, sedangkan motif sendiri, berawal dari sengketa penutupan portal jalan hauling.

"Ada perintah dari atasan pelaku untuk membuka portal dengan cara apapun. Kepada penyidik pun sudah saya perintahkan untuk melakukan pengembangan, bahkan kepada yang memberikan perintah sekalipun," beber Andi Rian.

Selain itu, dari hasil olah TKP pula lanjut Kapolda, ditemukan luka tembakan dan bacokan di tubuh korban.

"Untuk senjata api atau balistik di kepala korban persisnya masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium oleh dokter forensik," katanya.

Andi Rian juga berjanji akan memanggil pihak perusahaan JGA yang bersangkutan untuk dimintai keterangan lebih lanjut.

"Untuk kondisi di wilayah TKP saat ini masih terbilang kondusif pasca kejadian," tandas Kapolda.

Seperti diberitakan sebelumnya, kronologi peristiwa pembunuhan atas warga Jalan Batu Nyaring, Desa Matang Batas, Kecamatan Hatungun, Kabupaten Tapin ini, diceritakan anak korban Mahyuni (40), titik permasalahanya bukan hal baru, tetapi perkaranya sudah lama yakni lahan dengan perusahaan batubara di wilayah tersebut.

Almarhum Sabriansyah yang mempunyai SHM ini selama dari tahun 2001, tidak pernah mendapatkan kompensasi ganti rugi atau apapun dari perusahaan itu.

Pihak keluarga korban pun sudah beberapa kali berupaya meminta hak korban kepada perusahaan, tapi selalu mendapatkan respon oleh preman-preman bayaran perusahaan.

"Dan hari ini tadi puncaknya, hari ini adalah yang kesekian kalinya kita ketemu sama tim mereka yang preman itu, mereka datang dengan lima buah mobil dan ada sekitar 30 orang," ujarnya.

Mereka datang sekitar pukul 11.00 Wita, lalu turun, dan salah satu orang yang paling tua dari sekian banyak orang itu, mencari anak korban, Mahyuni.

"Kita ini keluarga mari kita bicarakan baik-baik, bagaimana kalau pemblokiran atau penguasaan fisik ini dibuka saja," kata Mahyuni, menirukan perkataan orang itu.

Dirinya tidak berani mengambil keputusan, karena lahan itu adalah milik keluarganya dan Mahyuni menyarankan agar langsung berbicara kepada pemilik lahan.

Setelah itu mereka pergi ke rumah pemilik lahan dengan menggunakan sebuah mobil, sedangkan empat mobil yang lainnya menunggu di lokasi.

Mereka pun berbicara dengan pemilik lahan dan mereka menawarkan untuk pembukaan, itu hanya untuk melewatkan tronton yang berisi batubara serta mengajukan penawaran dengan membayar per ret-nya Rp50 ribu.

Pemilik lahan lalu bertanya pada Mahyuni dan disahuti olehnya ia ikut saja apa yang menurutnya baik serta menurut apa kata yang tua saja.

Korban yang saat itu masih di rumah, lalu menyusul ke lokasi, karena mengira anaknya berada di lokasi.

Saat sampai di lokasi korban yang tidak mengetahui, ada orang-orang suruhan perusahan di empat buah mobil itu di sana.

Sesampai di lokasi, korban Sabriansyah langsung digandeng oleh salah satu dari puluhan orang itu, korban pun langsung 'dihujani' bacokan oleh para pelaku dengan senjata tajam jenis parang.

Mendapatkan serangan secara tiba-tiba itu, korban menangkis sambil mundur sekitar 50 meter.

Melihat korban yang tidak mengalami luka sama sekali alias 'tak mempan senjata tajam', membuat mereka kesal. Lalu, salah satu dari mereka mengeluarkan senjata api dan menembak korban tepat di kepala korban sampai tembus.

Mendapat tembakan tersebut, korban langsung ambruk ke tanah.

Melihat korban yang ambruk, para pelaku lalu menggorok serta menghujani wajah korban dengan bacokan hingga korban tewas. Melihat korban yang sudah tewas bersimbah darah, para pelaku pun langsung kabur.

"Ada sekitar kurang lebih 30 orang yang mengesekusi korban dan ada tujuh orang saksi yang melihat kejadian itu," tambahnya.

Penulis : Fahmi
Editor : Syaiful Anwar
Рекомендации по теме