Jokowi Minta Harga PCR Turun Jadi Rp 300 Ribu, PKS Kritik: Seharusnya Bisa Gratis untuk Masyarakat

preview_player
Показать описание

TRIBUN-VIDEO.COM, JAKARTA - Anggota Komisi IX DPR RI, Alifudin menanggapi soal permintaan Presiden Joko Widodo agar harga PCR diturunkan menjadi Rp300 ribu.

Menurut dugaan Alifudin, para pengusaha Lab tes PCR sudah meraup untung besar sejak Pandemi Covid 19 ada di Indonesia.

"Karena pandemi Covid-19 ini tentang kemanusiaan, baiknya semua yang ingin PCR bisa mendapat harga lebih murah lagi, atau kalau bisa gratis," kata Alifudin kepada wartawan, Selasa (26/10/2021).

Adapun sebelumnya, harga tes Swab PCR saat pademi Covid 19 di Indonesia yaitu dari harga batas Rp900 ribu, lalu harga Rp450 ribu, sampai sekarang permintaan pemerintah ke harga batas Rp300 ribu.

"Harga Rp300 ribu ini sama seperti usulan Gubernur Kalbar dan Kemenkes di bulan Agustus lalu, seharusnya Presiden bisa lebih murah lagi, misal menurunkan harga PCR menjadi 75 ribu seperti Antigen," tambah Alifudin.

Politisi PKS itu juga meminta ketegasan pemerintah jika ada lab atau pengusaha PCR yang mematok harga mahal.

Lab tersebut menurutnya harus diberi sanksi tegas dan juga jangka waktu keluarnya hasil harus disamakan alias tidak ada kelas ekonomi, ekspres, atau yang lain.

"Kami berharap, setelah reses akan meminta pimpinan Komisi IX untuk memanggil pihak terkait, bahwa pandemi Covid-19 ini tidak dijadikan ladang bisnis pihak tertentu," katanya.

Dia juga meminta kepada pemerintah serius dalam mengkaji persoalan PCR ini agar benar-benar membuktikan pemerintah berpihak kepada rakyat dan serius dalam menangani pandemi Covid-19 ini.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) memerintahkan agar harga tes PCR diturunkan menjadi hanya Rp300 ribu.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan usai rapat terbatas bersama Presiden, Senin, (25/10/2021).

"Arahan Presiden agar harga PCR dapat diturunkan menjadi Rp 300ribu dan berlaku selama 3x24 jam untuk perjalanan pesawat," kata Luhut.

Penulis: Reza Deni
Editor: Malvyandie Haryadi
Рекомендации по теме