filmov
tv
mongol dihajar samurai ,kegagalan invasi pertama mongol ke daratan jepang . . .
Показать описание
Abad ke-13 menjadi periode keemasan bagi orang-orang Mongol. Bangsa yang sebelumnya tidak terlalu diperhitungkan ini bertransformasi dengan cepat menjadi suatu imperium ekspansif yang mampu menaklukkan wilayah-wilayah di sekitarnya. Tidak hanya Timur Tengah dan Asia Tengah yang menjadi sasarannya, akan tetapi wilayah-wilayah Asia lain tidak luput dari invasi Mongol. Setelah sukses menaklukkan Cina dan Korea, Jepang menjadi sasaran invasi orang-orang Mongol. Dua kali usaha invasi dilakukan, namun karena ketidakberuntungan dan kehendak alam, Kublai Khan gagal menguasai Jepang.
Kublai mengirim utusan ke Jepang disertai oleh perwira Korea sebagai pemandu. Mereka membawa pesan untuk menjalin hubungan perdaganan dan menghimbau “Raja Jepang” untuk menyerah atau seluruh negaranya akan diinvasi. Para duta besar itu merencanakan keberangkatannya dari pelabuhan Korea pada 1267, tetapi kondisi cuaca di laut memaksa mereka untuk kembali ke semenanjung.
Setelah kegagalan keberangkatan pertama, Khubilai masih berupaya mengirimkan duta-dutanya ke Jepang hingga tahun 1274. Namun seluruh usahanya tersebut sia-sia, karena seluruh utusannya tidak pernah diizinkan oleh Jepang untuk memasuki Kyoto, ibukota kekaisaran, atau Kamakura, pusat Bakufu (pemerintahan militer).
Malah pada tahun 1268 para utusan ditahan di Dazaifu, kediaman Komisaris Pertahanan Barat di pulau Kyushu. Para utusan Khan itu lalu dipindahkan ke Kyoto, kediaman Kaisar dan hakim pengadilan.
Karena khawatir ancaman itu menjadi nyata, kaisar mencoba berkompromi dengan menyusun draf untuk mengajak Khubilai berdamai. Namun, pada saat itu Kaisar hanyalah penguasa simbolik negara, karena kekuatan yang berada di tangan Bakufu yang dipimpin oleh seorang pemimpin militer, Hojo Tokimune. Bakufu memilih untuk mengabaikan Draf kekaisaran dan mengusir utusan Mongol.
Pada tahun 1274, utusan Mongol datang kembali, namun pemimpin militer langsung memerintahkan untuk mendeportasi para utusan itu sebagai bentuk penghinaan terhadap Mongol. Tindakan tersebut berarti memantik api perang antar kedua belah pihak. Untuk mengantisipasi invasi Mongol, Bakufu kemudian melakukan berbagai persiapan pertahanan.
Untuk melancarkan invasi ke Jepang, Khubilai Khan membutuhkan kapal dan pelaut (serta tentara). Bangsa Mongol terkenal sebagai petarung darat yang hidup di padang rumput, bisa dibilang mirip seperti Dothraki di film Game of Thrones. Mereka bukan pembuat kapal, mereka juga tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman pelayaran. Oleh karena itu, Khan memerintahkan Raja Korea untuk membangun 900 armada kapal perang dan melatih pasukannya untuk dapat mengoperasikan kapal.Tidak hanya itu, untuk menyuplai pasokan makanan pasukannya di laut, ia juga memerintahkan area luas di semenanjung itu ditanami dengan padi.
Pada bulan November 1274, sebuah armada berjumlah 40.000 orang yang terdiri dari 20.000 orang Mongol dan Cina, 8.000 tentara Korea, dan sekitar 7.000 pelaut Korea dan Cina, berangkat dari pelabuhan di Korea. Armada itu menggunakan 300 kapal besar dan sekitar 400-500 kapal kecil.
Armada Kubilai pertama-tama menyerbu beberapa pulau kecil di lepas pantai Kyushu memusnahkan garnisun Jepang dan kemudian pada 19 November mendarat di Hakata dan Imazu di Kyushu. Berbekal busur besar, pasukan Kublai Khan mampu mendominasi pertempuran melawan para samurai.
Bahkan menurut beberapa catatan kontemporer, bangsa Mongol membawa serta senjata beracun dan bom-bom kertas dan besi yang dilemparkan melalui pelontar. Ini adalah kali pertama Jepang menghadapi senjata tersebut, sehingga tidak mengherankan apabila pasukan Jepang terdesak.
Di tengah situasi genting, Pasukan Kyushu mati-matian mempertahankan wilayahnya, sambil berharap bala bantuan dari provinsi tengah dan timur segera tiba.
Saat pasukan Mongol sedang berada di atas angin, para navigator cuaca Korea tiba-tiba meminta para Jenderal Mongol untuk menaikkan pasukannya kembali ke atas kapal. Mereka telah memperkirakan kedatangan badai yang dapat mengisolasi mereka di pulau itu apabila tidak segera berlayar. Mendengar peringatan itu, akhirnya para Jenderal Mongol memerintahkan pasukannya agar naik ke kapal dan berlayar kembali. Namun keputusan itu nampaknya terlambat, karena badai telah mengamuk dan menenggelamkan sebagian kapal-kapal Mongol yang mencoba kembali ke daratan Korea.
Di lain pihak, badai menyelamatkan pasukan Jepang dari kehancuran di Kyushu. Pada siang harinya mereka melihat orang-orang dari armada musuh keluar dari teluk karena kapalnya tenggelam di laut terbuka selama badai. Mereka kemudian ditangkap dan dibawa ke Mizuki untuk dieksekusi.
Menurut beberapa catatan, dua ratus orang hilang. Semetara menurut catatan Korea, sekitar 13.000 orang dari pasukan penjajah kehilangan nyawa mereka selama ekspedisi ini, kemungkinan sebagian besar dari mereka tenggelam. Invasi Mongol telah gagal dan sisa-sisa pasukan Kublai kembali ke Korea dengan tangan hampa.
-history and memories
Kublai mengirim utusan ke Jepang disertai oleh perwira Korea sebagai pemandu. Mereka membawa pesan untuk menjalin hubungan perdaganan dan menghimbau “Raja Jepang” untuk menyerah atau seluruh negaranya akan diinvasi. Para duta besar itu merencanakan keberangkatannya dari pelabuhan Korea pada 1267, tetapi kondisi cuaca di laut memaksa mereka untuk kembali ke semenanjung.
Setelah kegagalan keberangkatan pertama, Khubilai masih berupaya mengirimkan duta-dutanya ke Jepang hingga tahun 1274. Namun seluruh usahanya tersebut sia-sia, karena seluruh utusannya tidak pernah diizinkan oleh Jepang untuk memasuki Kyoto, ibukota kekaisaran, atau Kamakura, pusat Bakufu (pemerintahan militer).
Malah pada tahun 1268 para utusan ditahan di Dazaifu, kediaman Komisaris Pertahanan Barat di pulau Kyushu. Para utusan Khan itu lalu dipindahkan ke Kyoto, kediaman Kaisar dan hakim pengadilan.
Karena khawatir ancaman itu menjadi nyata, kaisar mencoba berkompromi dengan menyusun draf untuk mengajak Khubilai berdamai. Namun, pada saat itu Kaisar hanyalah penguasa simbolik negara, karena kekuatan yang berada di tangan Bakufu yang dipimpin oleh seorang pemimpin militer, Hojo Tokimune. Bakufu memilih untuk mengabaikan Draf kekaisaran dan mengusir utusan Mongol.
Pada tahun 1274, utusan Mongol datang kembali, namun pemimpin militer langsung memerintahkan untuk mendeportasi para utusan itu sebagai bentuk penghinaan terhadap Mongol. Tindakan tersebut berarti memantik api perang antar kedua belah pihak. Untuk mengantisipasi invasi Mongol, Bakufu kemudian melakukan berbagai persiapan pertahanan.
Untuk melancarkan invasi ke Jepang, Khubilai Khan membutuhkan kapal dan pelaut (serta tentara). Bangsa Mongol terkenal sebagai petarung darat yang hidup di padang rumput, bisa dibilang mirip seperti Dothraki di film Game of Thrones. Mereka bukan pembuat kapal, mereka juga tidak memiliki pengetahuan dan pengalaman pelayaran. Oleh karena itu, Khan memerintahkan Raja Korea untuk membangun 900 armada kapal perang dan melatih pasukannya untuk dapat mengoperasikan kapal.Tidak hanya itu, untuk menyuplai pasokan makanan pasukannya di laut, ia juga memerintahkan area luas di semenanjung itu ditanami dengan padi.
Pada bulan November 1274, sebuah armada berjumlah 40.000 orang yang terdiri dari 20.000 orang Mongol dan Cina, 8.000 tentara Korea, dan sekitar 7.000 pelaut Korea dan Cina, berangkat dari pelabuhan di Korea. Armada itu menggunakan 300 kapal besar dan sekitar 400-500 kapal kecil.
Armada Kubilai pertama-tama menyerbu beberapa pulau kecil di lepas pantai Kyushu memusnahkan garnisun Jepang dan kemudian pada 19 November mendarat di Hakata dan Imazu di Kyushu. Berbekal busur besar, pasukan Kublai Khan mampu mendominasi pertempuran melawan para samurai.
Bahkan menurut beberapa catatan kontemporer, bangsa Mongol membawa serta senjata beracun dan bom-bom kertas dan besi yang dilemparkan melalui pelontar. Ini adalah kali pertama Jepang menghadapi senjata tersebut, sehingga tidak mengherankan apabila pasukan Jepang terdesak.
Di tengah situasi genting, Pasukan Kyushu mati-matian mempertahankan wilayahnya, sambil berharap bala bantuan dari provinsi tengah dan timur segera tiba.
Saat pasukan Mongol sedang berada di atas angin, para navigator cuaca Korea tiba-tiba meminta para Jenderal Mongol untuk menaikkan pasukannya kembali ke atas kapal. Mereka telah memperkirakan kedatangan badai yang dapat mengisolasi mereka di pulau itu apabila tidak segera berlayar. Mendengar peringatan itu, akhirnya para Jenderal Mongol memerintahkan pasukannya agar naik ke kapal dan berlayar kembali. Namun keputusan itu nampaknya terlambat, karena badai telah mengamuk dan menenggelamkan sebagian kapal-kapal Mongol yang mencoba kembali ke daratan Korea.
Di lain pihak, badai menyelamatkan pasukan Jepang dari kehancuran di Kyushu. Pada siang harinya mereka melihat orang-orang dari armada musuh keluar dari teluk karena kapalnya tenggelam di laut terbuka selama badai. Mereka kemudian ditangkap dan dibawa ke Mizuki untuk dieksekusi.
Menurut beberapa catatan, dua ratus orang hilang. Semetara menurut catatan Korea, sekitar 13.000 orang dari pasukan penjajah kehilangan nyawa mereka selama ekspedisi ini, kemungkinan sebagian besar dari mereka tenggelam. Invasi Mongol telah gagal dan sisa-sisa pasukan Kublai kembali ke Korea dengan tangan hampa.
-history and memories