filmov
tv
Wisata Sejarah Istana Siak di Riau
Показать описание
Istana Siak Merupakan salah satu destinasi Wisata Sejarah di Riau yang menjadi tujuan Tempat Wisata sekaligus melihat peninggalan Istana Kesultanan Siak Sri Inderapura yang masih tersimpan sebagai bukti kamajuan peradaban dan termasuk kerajaan yang sangat modern dan mempunyai hubungan yang sangat luas. Nah sambil berwisata bisa memberikan Edukasi Sejarah Siak kapada keluarga
Tercatat dalam sejarah istana siak - di Riau ini merubapak salah satu donatur kemerdekaan Indonesia. Dari peninggalan-peninggalan kita bisa merasakan sejarah Istana Siak pada Jaman dahulu. Wisata Sejarah Istana Siak ini cukup baik untuk semua kalangan.
Dikutip Dari Wikipedia:
Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin[1] atau Sultan Syarif Kasim II(lahir di Siak Sri Indrapura, Riau, 1 Desember1893 – meninggal di Rumbai, Pekanbaru, Riau, 23 April 1968 pada umur 74 tahun) adalah sultan ke-12 Kesultanan Siak. Ia dinobatkan sebagai sultan pada umur 21 tahun menggantikan ayahnya Sultan Syarif Hasyim. Sultan Syarif Kasim II merupakan seorang pendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tidak lama setelah proklamasi dia menyatakan Kesultanan Siak sebagai bagian wilayah Indonesia, dan dia menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden untuk pemerintah republik (setara dengan 151 juta gulden atau € 69 juta Euro pada tahun 2011)[2] . Bersama Sultan Serdang dia juga berusaha membujuk raja-raja di Sumatera Timur lainnya untuk turut memihak republik. Namanya kini diabadikan untuk Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru.
sumber : wikipedia
Tercatat dalam sejarah istana siak - di Riau ini merubapak salah satu donatur kemerdekaan Indonesia. Dari peninggalan-peninggalan kita bisa merasakan sejarah Istana Siak pada Jaman dahulu. Wisata Sejarah Istana Siak ini cukup baik untuk semua kalangan.
Dikutip Dari Wikipedia:
Yang Dipertuan Besar Syarif Kasim Abdul Jalil Saifuddin[1] atau Sultan Syarif Kasim II(lahir di Siak Sri Indrapura, Riau, 1 Desember1893 – meninggal di Rumbai, Pekanbaru, Riau, 23 April 1968 pada umur 74 tahun) adalah sultan ke-12 Kesultanan Siak. Ia dinobatkan sebagai sultan pada umur 21 tahun menggantikan ayahnya Sultan Syarif Hasyim. Sultan Syarif Kasim II merupakan seorang pendukung perjuangan kemerdekaan Indonesia. Tidak lama setelah proklamasi dia menyatakan Kesultanan Siak sebagai bagian wilayah Indonesia, dan dia menyumbang harta kekayaannya sejumlah 13 juta gulden untuk pemerintah republik (setara dengan 151 juta gulden atau € 69 juta Euro pada tahun 2011)[2] . Bersama Sultan Serdang dia juga berusaha membujuk raja-raja di Sumatera Timur lainnya untuk turut memihak republik. Namanya kini diabadikan untuk Bandar Udara Internasional Sultan Syarif Kasim II di Pekanbaru.
sumber : wikipedia