filmov
tv
557. KONSEKUENSI BERUTANG | Riyaadhush Shaalihiin
Показать описание
557. KONSEKUENSI BERUTANG
Riyaadhush Shaalihiin
Bab 25 | Perintah Menunaikan Amanat
Hadits ke-207 | Hadits Abdullah bin az-Zubair Radhiallahu ‘anhu
Dari Abu Khubaib Abdullah bin az-Zubair Radhiallahu ‘anhu beliau berkata,
وعن أَبِي خُبَيْبٍ بضم الخاءِ المعجمة عبد اللَّهِ بنِ الزُّبَيْرِ ، رضي اللَّه عنهما قال : لَمَّا وَقَفَ الزبَيْرُ يَوْمَ الْجَمَلِ دَعانِي فَقُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ ، فَقَالَ : يَا بُنَيَّ إِنَّهُ لا يُقْتَلُ الْيَوْمَ إِلاَّ ظَالِمٌ أَوْ مَظْلُومٌ ، وإِنِّي لاأُرَنِي إِلاَّ سَأُقْتَلُ الْيَومَ مَظْلُوماً، وَإِنَّ مِنْ أَكْبَرِ هَمِّي لَدَينْيِ أَفَتَرَى دَيْنَنَا يُبْقى مِنْ مالنا شَيْئاً ؟ ثُمَّ قَالَ : بعْ مَالَنَا واقْضِ دَيْنِي ، وَأَوْصَى بالثُّلُثِ ، وَثُلُثِهُ لبنيه ، يَعْنِي لبَنِي عَبْدِ اللَّه بن الزبير ثُلُثُ الثُّلُث . قَالَ : فَإِن فَضلِ مِنْ مالِنَا بعْدَ قَضَاءِ الدَّيْنِ شَيءٌ فثُلُثُهُ لِبَنِيك ،
قَالَ هِشَامٌ : وكان وَلَدُ عَبْدِ اللَّهِ قَدْ ورأى بَعْضَ بَني الزبَيْرِ خُبيبٍ وَعَبَّادٍ ، وَلَهُ يَوْمَئذٍ تَسْعَةُ بَنينَ وتِسعُ بَنَاتٍ
قَالَ عَبْدُ اللَّه : فَجَعَل يُوصِينِي بديْنِهِ وَيَقُول : يَا بُنَيَّ إِنْ عَجزْتَ عنْ شَيءٍ مِنْهُ فَاسْتَعِنْ عَلَيْهِ بموْلايَ .
قَالَ : فَوَاللَّهِ مَا دَريْتُ ما أرادَ حَتَّى قُلْتُ يَا أَبَتِ مَنْ مَوْلاَكَ ؟ قَالَ : اللَّه .
قال : فَواللَّهِ مَا وَقَعْتُ في كُرْبَةٍ مِنْ دَيْنِهِ إِلاَّ قُلْتُ: يَا مَوْلَى الزبَيْرِ اقض عَنْهُ دَيْنَهُ ، فَيَقْضِيَهُ .
"Ketika az-Zubair berdiri pada saat perang Jamal , dia memanggilku, maka saya berdiri di sampingnya, lalu dia berkata, 'Putraku, sesungguhnya tidak ada yang terbunuh pada hari ini kecuali orang yang menganiaya atau teraniaya. Dan sesungguhnya aku tidak melihat diriku, melainkan aku akan terbunuh secara teraniaya. Dan yang menjadi beban paling besar dalam pikiranku adalah hutangku. Apakah menurutmu hutang kita akan menyisakan sedikit dari harta kita?' Kemudian dia berkata, 'Putraku, juallah apa yang kita punya dan bayarkan hutang-hutangku.' Dia berwasiat dengan sepertiga dan sepertiganya untuk putra-putranya, -maksudnya untuk putra-putra Abdullah bin az-Zubair sepertiga dari sepertiga-. Dia berkata, 'Apabila masih tersisa dari harta kita setelah bayar hutang, maka sepertiganya untuk putra-putramu."
Hisyam berkata, "Sebagian putra Abdullah telah menyamai sebagian putra-putra az-Zubair, yakni, Khubaib dan Abbad. Pada waktu itu az-Zubair memiliki sembilan putra dan sembilan putri."
Abdullah berkata, "Ayahku mewasiatkan hutangnya-hutangnya kepadaku, dia berkata, 'Putraku, apabila engkau tidak sanggup melunasi hutang itu, maka mintalah pertolongan kepada Penolongku'."
Abdullah berkata, "Demi Allah, saya tidak mengerti siapa yang dia maksudkan dengan Penolong, hingga saya bertanya, 'Ayahku siapakah Penolongmu?' Dia menjawab, ‘Allah’.”
Abdullah berkata, "Demi Allah, saya tidak mengalami kesulitan karena hutangnya kecuali saya berkata, 'Wahai Penolong az-Zubair, bayarlah hutangnya.' Maka Dia pun membayarnya."
... (bersambung insyaa Allah)
Riyaadhush Shaalihiin
Bab 25 | Perintah Menunaikan Amanat
Hadits ke-207 | Hadits Abdullah bin az-Zubair Radhiallahu ‘anhu
Dari Abu Khubaib Abdullah bin az-Zubair Radhiallahu ‘anhu beliau berkata,
وعن أَبِي خُبَيْبٍ بضم الخاءِ المعجمة عبد اللَّهِ بنِ الزُّبَيْرِ ، رضي اللَّه عنهما قال : لَمَّا وَقَفَ الزبَيْرُ يَوْمَ الْجَمَلِ دَعانِي فَقُمْتُ إِلَى جَنْبِهِ ، فَقَالَ : يَا بُنَيَّ إِنَّهُ لا يُقْتَلُ الْيَوْمَ إِلاَّ ظَالِمٌ أَوْ مَظْلُومٌ ، وإِنِّي لاأُرَنِي إِلاَّ سَأُقْتَلُ الْيَومَ مَظْلُوماً، وَإِنَّ مِنْ أَكْبَرِ هَمِّي لَدَينْيِ أَفَتَرَى دَيْنَنَا يُبْقى مِنْ مالنا شَيْئاً ؟ ثُمَّ قَالَ : بعْ مَالَنَا واقْضِ دَيْنِي ، وَأَوْصَى بالثُّلُثِ ، وَثُلُثِهُ لبنيه ، يَعْنِي لبَنِي عَبْدِ اللَّه بن الزبير ثُلُثُ الثُّلُث . قَالَ : فَإِن فَضلِ مِنْ مالِنَا بعْدَ قَضَاءِ الدَّيْنِ شَيءٌ فثُلُثُهُ لِبَنِيك ،
قَالَ هِشَامٌ : وكان وَلَدُ عَبْدِ اللَّهِ قَدْ ورأى بَعْضَ بَني الزبَيْرِ خُبيبٍ وَعَبَّادٍ ، وَلَهُ يَوْمَئذٍ تَسْعَةُ بَنينَ وتِسعُ بَنَاتٍ
قَالَ عَبْدُ اللَّه : فَجَعَل يُوصِينِي بديْنِهِ وَيَقُول : يَا بُنَيَّ إِنْ عَجزْتَ عنْ شَيءٍ مِنْهُ فَاسْتَعِنْ عَلَيْهِ بموْلايَ .
قَالَ : فَوَاللَّهِ مَا دَريْتُ ما أرادَ حَتَّى قُلْتُ يَا أَبَتِ مَنْ مَوْلاَكَ ؟ قَالَ : اللَّه .
قال : فَواللَّهِ مَا وَقَعْتُ في كُرْبَةٍ مِنْ دَيْنِهِ إِلاَّ قُلْتُ: يَا مَوْلَى الزبَيْرِ اقض عَنْهُ دَيْنَهُ ، فَيَقْضِيَهُ .
"Ketika az-Zubair berdiri pada saat perang Jamal , dia memanggilku, maka saya berdiri di sampingnya, lalu dia berkata, 'Putraku, sesungguhnya tidak ada yang terbunuh pada hari ini kecuali orang yang menganiaya atau teraniaya. Dan sesungguhnya aku tidak melihat diriku, melainkan aku akan terbunuh secara teraniaya. Dan yang menjadi beban paling besar dalam pikiranku adalah hutangku. Apakah menurutmu hutang kita akan menyisakan sedikit dari harta kita?' Kemudian dia berkata, 'Putraku, juallah apa yang kita punya dan bayarkan hutang-hutangku.' Dia berwasiat dengan sepertiga dan sepertiganya untuk putra-putranya, -maksudnya untuk putra-putra Abdullah bin az-Zubair sepertiga dari sepertiga-. Dia berkata, 'Apabila masih tersisa dari harta kita setelah bayar hutang, maka sepertiganya untuk putra-putramu."
Hisyam berkata, "Sebagian putra Abdullah telah menyamai sebagian putra-putra az-Zubair, yakni, Khubaib dan Abbad. Pada waktu itu az-Zubair memiliki sembilan putra dan sembilan putri."
Abdullah berkata, "Ayahku mewasiatkan hutangnya-hutangnya kepadaku, dia berkata, 'Putraku, apabila engkau tidak sanggup melunasi hutang itu, maka mintalah pertolongan kepada Penolongku'."
Abdullah berkata, "Demi Allah, saya tidak mengerti siapa yang dia maksudkan dengan Penolong, hingga saya bertanya, 'Ayahku siapakah Penolongmu?' Dia menjawab, ‘Allah’.”
Abdullah berkata, "Demi Allah, saya tidak mengalami kesulitan karena hutangnya kecuali saya berkata, 'Wahai Penolong az-Zubair, bayarlah hutangnya.' Maka Dia pun membayarnya."
... (bersambung insyaa Allah)
Комментарии