filmov
tv
Sakral//ritual 1 suro dan kirab budaya di pesarean gunung Kawi.
Показать описание
Ada ritual satu Suro yang masih sering dilakukan masyarakat Gunung Kawi, Kabupaten Malang. Ritual itu biasa dilakukan pada malam 1 Muharam atau dalam kalender Jawa dikenal sebagai bulan Suro.
Kawasan pesarean itu sendiri dikenal sebagai lokasi wisata religi yang dikenal hingga ke luar daerah. Banyak juga kisah mistis dan hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan atau kekuatan supranatural di tempat ini.
Objek wisata Gunung Kawi terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Lokasinya memang berada di lereng Gunung Kawi sebelah selatan.
Jarak tempat ini dari pusat Kota Malang sekitar 38 kilometer. Untuk mengunjunginya, perjalanan bisa ditempuh dalam waktu 1 sampai 1,5 jam perjalanan darat menggunakan kendaraan bermotor.
Pesarean ini berada di dalam lingkungan pemukiman padat penduduk, layaknya perkampungan di atas bukit. Meski agak terpencil, akses jalan menuju lokasinya terbilang mudah untuk dilewati kendaraan bermotor roda dua maupun roda
Beberapa sumber menyebutkan, ritual satu Suro di Gunung Kawi ini dilakukan dengan cara melakukan kirab budaya yang atraktif. Kirab tersebut diikuti warga setempat yang berjumlah sekitar 15 rombongan, di mana tiap kelompok berisi warga satu RW.
Yang menarik dari pelaksanaan kirab satu Suroan ini adalah keberadaan akulturasi budaya. Kirab itu menyajikan aneka tarian tradisional, pakaian adat, barongsai, hadrah, dan tontonan menarik lainnya. Seperti yang diketahui, barongsai adalah salah satu produk budaya masyarakat Tionghoa, sedangkan hadrah identik dengan hal-hal berbau Islami.
Selain itu, penamaan ritual ini sendiri pun kurang lebih diambil dari perhitungan kalender Jawa. Jadi, setidaknya kita dapat melihat adanya tiga budaya yang berakulturasi menjadi satu dalam ritual satu Suroan ini.
Puncak ritual ini ditutup dengan iring-iringan pembawa replika patung buto atau yang lebih dikenal dengan sebutan ogoh-ogoh. Replika patung buto dengan ukuran cukup besar itu nantinya akan dibakar dengan disaksikan oleh banyak orang. Pembakaran replika patung buto ini dilakukan sebagai simbol pembakaran nafsu angkara murka yang dimiliki manusia.
Seperti ritual lainnya, ritual satu Suro ini ditujukan untuk menyampaikan rasa syukur warga setempat kepada Tuhan. Namun, hingga kini belum diketahui sejak kapan ritual tersebut dilaksanakan.
Kini, ritual tersebut bukan lagi sekedar tradisi yang hanya dilakukan dan dikonsumsi oleh masyarakat Gunung Kawi dan sekitarnya, melainkan juga diklaim sebagai objek wisata religi di Kabupaten Malang yang dapat dinikmati oleh pengunjung dari luar daerah.
Kawasan pesarean itu sendiri dikenal sebagai lokasi wisata religi yang dikenal hingga ke luar daerah. Banyak juga kisah mistis dan hal-hal yang berkaitan dengan kepercayaan atau kekuatan supranatural di tempat ini.
Objek wisata Gunung Kawi terletak di Desa Wonosari, Kecamatan Wonosari, Kabupaten Malang. Lokasinya memang berada di lereng Gunung Kawi sebelah selatan.
Jarak tempat ini dari pusat Kota Malang sekitar 38 kilometer. Untuk mengunjunginya, perjalanan bisa ditempuh dalam waktu 1 sampai 1,5 jam perjalanan darat menggunakan kendaraan bermotor.
Pesarean ini berada di dalam lingkungan pemukiman padat penduduk, layaknya perkampungan di atas bukit. Meski agak terpencil, akses jalan menuju lokasinya terbilang mudah untuk dilewati kendaraan bermotor roda dua maupun roda
Beberapa sumber menyebutkan, ritual satu Suro di Gunung Kawi ini dilakukan dengan cara melakukan kirab budaya yang atraktif. Kirab tersebut diikuti warga setempat yang berjumlah sekitar 15 rombongan, di mana tiap kelompok berisi warga satu RW.
Yang menarik dari pelaksanaan kirab satu Suroan ini adalah keberadaan akulturasi budaya. Kirab itu menyajikan aneka tarian tradisional, pakaian adat, barongsai, hadrah, dan tontonan menarik lainnya. Seperti yang diketahui, barongsai adalah salah satu produk budaya masyarakat Tionghoa, sedangkan hadrah identik dengan hal-hal berbau Islami.
Selain itu, penamaan ritual ini sendiri pun kurang lebih diambil dari perhitungan kalender Jawa. Jadi, setidaknya kita dapat melihat adanya tiga budaya yang berakulturasi menjadi satu dalam ritual satu Suroan ini.
Puncak ritual ini ditutup dengan iring-iringan pembawa replika patung buto atau yang lebih dikenal dengan sebutan ogoh-ogoh. Replika patung buto dengan ukuran cukup besar itu nantinya akan dibakar dengan disaksikan oleh banyak orang. Pembakaran replika patung buto ini dilakukan sebagai simbol pembakaran nafsu angkara murka yang dimiliki manusia.
Seperti ritual lainnya, ritual satu Suro ini ditujukan untuk menyampaikan rasa syukur warga setempat kepada Tuhan. Namun, hingga kini belum diketahui sejak kapan ritual tersebut dilaksanakan.
Kini, ritual tersebut bukan lagi sekedar tradisi yang hanya dilakukan dan dikonsumsi oleh masyarakat Gunung Kawi dan sekitarnya, melainkan juga diklaim sebagai objek wisata religi di Kabupaten Malang yang dapat dinikmati oleh pengunjung dari luar daerah.
Комментарии