filmov
tv
Amerika Respons Militer Myanmar Kerahkan Kendaraan Lapis Baja
Показать описание
YANGON, KOMPAS.TV Pergerakan kendaraan lapis baja di tengah kota Yangon, Myanmar jadi sorotan publik Internasional, Minggu (14/02/2021).
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Myanmar memperingatkan setiap warga negara AS untuk waspada.
"Ada indikasi pergerakan militer di Yangon dan kemungkinan gangguan telekomunikasi sepanjang malam antara pukul 01.00 hingga pukul 09.00 waktu setempat. Warga AS di Burma disarankan untuk di tempat yang aman pada pukul 20:00 sampai pukul 4:00 pagi waktu setempat."pernyataan Kedubes AS di Myanmar via akun Twitter resmi American Citizen Services.
Peringatan dirilis Kedubes AS setelah siaran online dari media lokal melaporkan kemunculan beberapa kendaraan lapis baja muncul di kota Yangon, Myitkyina dan Sittwe -- ibu kota Rakhine.
Militer Myanmar telah mengambil kendali pada 1 Februari, serta menahan Aung San Suu Kyi dan anggota pemerintahannya.
Hal itu untuk mencegah anggota parlemen yang baru terpilih membuka sesi baru Parlemen.
Melansir dari APTN, Suu Kyi masih dalam tahanan rumah.
Kebebasannya adalah tuntutan utama dari gerakan protes massa di negara tersebut.
Pihak berwenang sebelumnya telah berupaya dengan beragam keberhasilan untuk memblokir jejaring sosial, dan juga mematikan akses ke internet selama sekitar satu hari.
Video Editor: Anthony Christanto
Kedutaan Besar Amerika Serikat di Myanmar memperingatkan setiap warga negara AS untuk waspada.
"Ada indikasi pergerakan militer di Yangon dan kemungkinan gangguan telekomunikasi sepanjang malam antara pukul 01.00 hingga pukul 09.00 waktu setempat. Warga AS di Burma disarankan untuk di tempat yang aman pada pukul 20:00 sampai pukul 4:00 pagi waktu setempat."pernyataan Kedubes AS di Myanmar via akun Twitter resmi American Citizen Services.
Peringatan dirilis Kedubes AS setelah siaran online dari media lokal melaporkan kemunculan beberapa kendaraan lapis baja muncul di kota Yangon, Myitkyina dan Sittwe -- ibu kota Rakhine.
Militer Myanmar telah mengambil kendali pada 1 Februari, serta menahan Aung San Suu Kyi dan anggota pemerintahannya.
Hal itu untuk mencegah anggota parlemen yang baru terpilih membuka sesi baru Parlemen.
Melansir dari APTN, Suu Kyi masih dalam tahanan rumah.
Kebebasannya adalah tuntutan utama dari gerakan protes massa di negara tersebut.
Pihak berwenang sebelumnya telah berupaya dengan beragam keberhasilan untuk memblokir jejaring sosial, dan juga mematikan akses ke internet selama sekitar satu hari.
Video Editor: Anthony Christanto
Комментарии