Ini Alasan Buya Arrazy Keluar dari Salafi Wahabi #aswaja #arrazyhasyim #wahabi #salafi

preview_player
Показать описание
DR. Buya Arrazy Hasyim adalah salah satu Ulama muda Aswaja yang cukup luas ilmunya. Ternyata perjalanan Buya Arrazy cukup panjang dan melintang, hampir semua sekte dan aliran agama dalam islam beliau ikuti dan akhirnya menemukan jalan kebenaran. yaitu jalanya salafus shaleh, Ahlussunnah Waljamaah. ASWAJA.
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

saya suka beliau ini, Insya Allah beliau bersanad sampai ke Rasulullah.

anass
Автор

Sumbar bangga pada Buya. Semoga Allah selalu merahmati kita . Aamiin

meswadihendra
Автор

Beliau menyebut pak ali mushofa yakub. Sewaktu beliau meninggal saya sedih Betapa saya kangen dg beliau. Alfatihah untuk ustadz ali mustofa yakub

inayrahus
Автор

betul bangat wktu sy kecil tahun 90 an tdk ada yg membid'ah2 kan org, guru2 ngaji dl sngat dihormati dan di taati, kok skrang bnyk ya ustad yg kajianya mnyalah kan ibadah amaliah org islam

mr.rahmistblkprov.kalsel
Автор

Allahumma sholli alaa saidina muhammad waala aali sayidina muhammad

mohdsobry
Автор

Masya Allah sy bangga punya ustadz seperti Dr.Arrazy, semoga sehat selalu dan panjang umur

nigadodofart
Автор

Sebagaimana pernah disinggung oleh Buya HAMKA rahimahullah di dalam pidatonya dalam acara penganugerahan gelar Doktor Honoris Causa dari Universitas Al-Azhar di Mesir pada tanggal 21 Januari 1958 -lima puluh tahun yang silam-, beliau mengatakan, “Daripada gambaran yang saya kemukakan selayang pandang itu, dapatlah kita memahamkan bagaimana sangat perlunya pembersihan aqidah daripada syirik dan bid’ah dan AJARAN TASAWUF YANG SALAH, yang telah menimpa negeri kami sejak beberapa zaman, dan perlunya kepada kemerdekaan pikiran dan memperbaharui paham tentang ajaran Islam sejati.” (Sejarah Perkembangan Pemurnian Ajaran Islam di Indonesia, penerbit Tintamas Djakarta, hal. 6-7)

sadatunggal
Автор

Sy sempet bingung juga dgn doktrin2 wahabi/salafi yg melarang tahlilan. Untung yg berpegang pd ajaran ustadzah kampung sy. Sy tetap melakukan tahlilan dan ziarahan spt biasa.

retnomawarni
Автор

jadi inget waktu ikut majlis wahabi, sempat bingung aliran yg mana yg benar, saya istikhoroh berserah diri bertanya yg mana ahlusunnah, alhamdulillaah Allaah bukakan hati saya meninggalkan majlis wahabi itu...

madsair
Автор

Dimana ada kajian beliau pasti saya mengikutinya

triatmini
Автор

Usia sy 61, sy berguru pd beliau walaupun dr jarak jauh.

apipabdurahman
Автор

Gk usah ikut ikutan lbh baik yakinilah sesui keyakinan sesuai hati masing masing baru tenang, dn hormatilh antar semua keyakinan keyakinan yg ada d dunia ini dn dengarkn apa bicara org lain krn stiap prndapat pasti berbeda, semoga semuanya yg msih d beri umur plg bisa istiqimah hingga maut menisahkn, wallahualam bishawab’

iphoneyuliputri
Автор

Alhamdulillah Allah menyukai orang orang yang berpikir...

yulindrasanita
Автор

dulu ksaharian penuh dg ajaran agama oleh org tua kami, dg bahasa daerah kami." jgn nak!! itu pamali" yg artinya kami tau itu di larang agama. mk kami takut pamali n kmi ikuti, ngk mungkin guru2 kami beragama tanpa dasar. pasti ada sanatnya

mr.rahmistblkprov.kalsel
Автор

*Pertama, * harus kita sadari pemahaman agama diantara para ulama itu beragam. Dalil-dalil juga bisa ditafsirkan beragam sehingga timbul perbedaan-perbedaan. Orang salat tarawih bisa berbeda-beda bilangan rakaatnya, tetapi masing-masing merasa memiliki dalil. Salat shubuh ada yang pakai qunut ada yang tidak, hari raya berbeda ada yang pakai rukyat tetapi juga ada yang pakai hisab. Tahlil kirim hadiah pahala kepada mayit saja ternyata juga punya dalil yang banyak kendati Nabi tidak memberi contoh. Bahkan peringatan Maulid Nabi-pun juga memiliki dalil -- kendatipun ada yang tidak setuju dengan alasan tidak diberi contoh oleh Nabi. Ikhtilaf atau perbedaan penafsiran itu biasa dikalangan para ulama dan salafush shaleh. Bahkan perbedaan pendapat juga sering terjadi dizaman shahabat.

Lha yang arogan adalah bila kebenaran itu dimonopoli sendiri dan diborong sendiri, yang lain dianggap salah semua kalau tidak sama dengan dirinya, kafir, bid'ah, musyirk, masuk neraka dll.

Padahal para salafush shaleh terdahulu juga iktilaf (berbeda pendapat) waupun berbeda-beda, tetapi masing-masing juga menggunakan dalil !

Lha yang tidak etis apabila baru hafal 1 atau 2 dalil saja sudah menyalahkan pendapat para imam, para kiai ahli agama atau ulama yang sudah terbukti tahu banyak dalil atau hadits. Alasan menyalahkan, ini hadits nabi, langsung dari nabi, guruku langsung dari Nabi, haditsnya shohih katanya (lha apa dikira mereka para imam yang hafal ribuan hadits itu tidak lebih tahu tengtang itu ?). Ini sering terjadi ya? Memang para imam akan berkata merendah: "Jika pendapatku ini bertentangan dengan Sunnah lemparkan ke tembok !"

Tetapi pantaskah kalau kemudian dengan kerendahanhatinya itu lalu menjadikan kita merasa lebih tahu dan berhak juga memberikan tafsiran walaupun kenyataannya ilmu kita masih jauh dari memenuhi syarat?

*Kedua, * mengklaim dirinya paling sunnah, bermanhaj salaf, pengikut salafush shalih, pemahaman sahabat dll. Ini sering dijadikan "klaim" . Padahal saya yakin, orang itu hidupnya jauh sekali jaraknya dengan para sahabat wah itu kurang pas sepertinya dalam mendalil. Apalagi zaman sahabat belum ada kitab-kitab, belum ditulis. Hadist Nabi saja ditulis jauh setelah 250 tahun setelah Nabi meninggal. Lalu dari mana kita orang paling kemudian (sekarang) mengklaim pemahaman sahabat? Pengikut salafush shalih?

Pemahaman ulama-ulama kyai2 kuno dulu adalah yang paling tahu tentang nabi adalah shahabat. Yang paling tahu tentang shahabat adalah tabi'in. Yang paling tahu tentang tabi'in adalah tabi'ut tabi'in. Yang paling tahu tentang tabiut tabiin adalah ulama-ulama generasi salaf

Jadi belajar agama sanadnya harus bersambung tidak memutus mata rantai hanya karena sudah ada kitab hadits bukhari atau quran sudah dicetak. Ini untuk menghindari kesalahpahaman hanya karena kita secara leterlek menerjemahkan tulisan kitab. Tetapi harus kita tanyakan kepada ahlinya (guru, ulama) yang tentunya bersambung dari ulama2 sebelumnya sampai sahabat. *Itulah kita bisa mengetahui pemahaman sahabat yang sebenarnya* tidak cukup hanya berhenti melalui kajian-kajian mandiri atau pendapat ulama-ulama mutakhir atau belajar melalui media (youtube, internet dan yang semisalnya) yang biasanya hanya berhenti pada membaca buku-buku atau kajian-kajian kitab tanpa merunut sanad dari ahlinya darimana ilmu itu diperoleh secara bersambung (estafet).

*Ketiga, * sering saya lihat generasi sekarang menyalahkan ulama-ulama besar karena dikitab-kitabnya ada _hadist dhoif_ -nya. Contoh saja, Imam Ghozali atau Imam Suyuthi itu hafal lebih 300.000 hadits tetapi bagi orang yang tidak suka (padahal hafal hadis 10 biji saja tidak) tetapi sudah petentang-petenteng dengan kenceng dan suara keras menyalahkan. Itu saja disebarkan dimana-mana. Jangan alergi dengan _hadits dhoif_ . Ulama-ulama generasi _salaf_ terdahulu bahkan tidak membeda-mbedakan derajat hadits dan tetap berprasangka baik _(husnudzan)_ bahwa _hadits shahih, hasan, _ dan _dhoif_ adalah perkataan Nabi Muhammad SAW. Ini adab ulama-ulama salaf. Bahkan *Imam Bukhari* sendiri juga mengamalkan _hadits dhoif._ Yang penting bukan _hadits maudlu_ (palsu).

Penting untuk diketahui, derajat _hadits dhoif_ itu masih lebih tinggi daripada _qiyas_ atau pendapat para ulama. Dengan kata lain derajat _hadits dhoif, _ masih lebih tinggi daripada pendapatnya Imam Syafii, Imam Ghazali, apalagi pendapatnya Albani, Bin Baz dan semisalnya --- masih lebih tinggi _hadits dhoif_ kedudukannya dalam hukum agama.

*Imam Bukhari* banyak mencantumkan _hadits dhaif, _ di kitabnya yang lain _(Kitab Adabul Mufrad), _ sementara ulama-ulama zaman sekarang apa-apa serba _shahih_ saja yang dicantumkan, alasannya lebih ilmiah _(valid, shahih), _ setelah dunia Arab diperkenalkan metodologi ilmiah dari Barat pada masa penjajahan.

Padahal ulama-ulama _salaf_ terdahulu dan _jumhur ulama_ (mayoritas Ulama Islam) menganjurkan untuk mengamalkan juga _hadits dhoif_ selama hadits tersebut berisi nasehat dan ajakan-ajakan kebaikan _(Fadhilah Amal)._

Diantaranya yang terkenal tegas menyatakan hal ini adalah *Imam Nawawi, * kitab-kitab beliau juga sangat populer di dunia Islam khususnya di tanah air kita seperti _Riyadhus Sholihin, Arba'in Nawawiyah dan Al-Adzkar_

Imam *Bukhari* pengarang _Shahih Al-Bhukari_ bahkan tak segan-segan mencantumkan lebih dari 200 _hadits dhoif_ di dalam kitabnya yang lain yang berjudul _Adabul Mufrad_ --- ini kitab yang berisikan adab keseharian seorang muslim dalam mengarungi kehidupan dunia. Ini menunjukkan bahwa Imam Bukhari yang sangat mengerti mana _shahih_ dan mana _dhoif, _ beliau justru tidak alergi kepada _hadits dhoif._

*Ibnu Katsir, * seorang pakar hadits dan sekaligus ahli tafsir AlQuran dalam tafsirnya yang sangat terkenal, bahkan juga mencantumkan begitu banyak _hadits dhoif_ untuk memperkuat argumennya dalam menafsirkan sebuah ayat.

*Imam Ahmad bin Hambal, * pemuka Madzhab Hambali yang menghapal satu juta hadits bahkan menyatakan, “Hadits dhaif itu lebih baik daripada qiyas.” Beliau bahkan menjadikan _hadits dhoif_ sebagai landasan untuk menentukan sebuah ketentuan hukum saat tidak ditemukan _hadits shahih_ yang menjelaskannya.

Kesimpulannya, _hadits dhoif_ adalah ucapan Nabi, bukan hadits palsu, dan sehubungan dengan anjuran kebajikan dan arahan untuk beramal saleh, mayoritas ulama _(jumhur ulama)_ sepakat agar umat Islam jangan alergi atau _suudzan_ dengan ucapan Nabi, walaupun _dhoif, _ yang penting bukan _hadits maudlu_ (palsu) ✍️

HaryantoSMPPaliyanGK
Автор

“Yasin sama yasinan beda, tahli sama tahilan beda”

Yasin= boleh
Yasinan= ga boleh
Tahlil= boleh
Tahlilan= ga boleh

Makan= boleh
Makanan?
Asin= boleh
Asinan??
Minum= boleh
Minuman??
Salam= boleh
Salaman?

Kaya nya salafy indonesia sebelum ngaji belajar bahasa indonesia dulu minimal 15 menit/pertemuan

mizyano
Автор

Yg kluar dri wahabi cenderung adem dan bijak dan lebih luas wawasan nya(gak sempit pemahaman)

kulubsampeu
Автор

saya suka pencerahan beliau mantap...penuh isi ilmu nya tentang hal kerosakan nya wahabi...saya harap di malaysia punya orang sepertinya...agar membasmi kerosakan wahabiak...

norluffi
Автор

alhamdulillah tadi nya NU sufi
alhamdulillah hijrah ke salafi
jadi ngerti agama islam yg hak dan yg bathil .
terima kasih ya alloh ☝

aseprrukmana
Автор

Saya banget nih yg di maksud uzt Buya, ,, ingin bagian dari ahlull Sunnah, , mengembara halaqoh di tiap aliran islam, malah berakhir jadi bingung, , ,

melonamadallena