filmov
tv
Tak Hadir Pra-Peradilan, Penyidik Polda Garap 4 Terpidana Kasus Vina Tes Psikologi

Показать описание
Pendapat berbeda diungkapkan Ketua Kompolnas, Benny Mamoto, semalam. Dalam begitu banyak gugatan pra-peradilan terhadap penyidik Polri, memang sering juga penyidik yang tak hadir, pada sidang perdana. Setelah itu hadir. Dan seperti kata Mantan Kabareskrim Susno Duadji, sering dimenangkan oleh penyidik.
Apalagi, tambah pak Benny, setelah tak hadir penyidik Polda tak diam. Kemarin, empat terpidana kasus Vina dan Eky, dilakukan tes psikologi. Tes yang sama pernah dilakukan terhadap Pegi Setiawan, maraton selama 3 hari. Hasilnya kita tak tahu. Tes psikologi buat kuli bangunan, yang sekolah kurang lengkap, sebetulnya terdengar mewah.
Dugaan Pak Benny, penyidik mungkin masih butuh melengkapi bukti-bukti, seperti yang diingatkan Kapolri, sebelumnya. Entahlah, bukti apa yang akan diperoleh dalam suatu kasus pembunuhan 8 tahun lalu, dari rangkaian tes psikologi itu? Apalagi terpidana sudah merana selama 8 tahun menjalani hukuman dan terus menjalani hukuman selama hidupnya.
Artinya, kuasa hukum Pegi jangan berbangga dulu. Merasa di atas angin. Bangga dan kecewa kadang sulit dibedakan. Entah apa yang sedang disiapkan penyidik untuk membuktikan dalil penangkapan dan pentersangkaan Pegi? Penyidik agaknya tak akan mudah menyerah begitu saja. Bahkan, Iptu Rudiana pun sudah dinyatakan tak melakukan kesalahan apa pun. Memang, tak mudah mengalahkan institusi seperti Polri.
Tak ada cerita penyidik Polda Jabar, termasuk juga Kadiv Humas Mabes Polri, akan terkepung opini dengan kasus Pegi ini. Terkepung opini oleh kuasa hukum, media, pengamat, netizen, bahkan oleh Kapolri sendiri yang wanti-wanti mengingatkan soal bukti-bukti scientific. Tak ada itu. Kasus akan berlanjut.
Memang, agak aneh juga posisi Kapolri ini. Dia terlihat ragu, tapi anak buahnya di bawah terus melaju. Seperti tak pengaruh keraguan Kapolri ini terhadap anak buahnya. Penyidik memang independen, tapi tak tegak lurus dengan Kapolri, cerita apa pula? Istilah ahli forensik Reza Indragiri, Kapolri terlihat kesepian. Tapi di tempat keramaian.
Lebih gagah Kapolri pada waktu kasus Sambo atas tewasnya Joshua. Kronologi yang dibuat Sambo sejak awal, semua rontok seketika. Apakah kasus tewasnya Vina dan Eky ini lebih dahsyat pula daripada kasus Sambo yang merupakan bintang dua di Mabes Polri. Untuk mengatakan ada persoalan pada Rudiana saja, seperti tak ada yang berani. Ke mana-mana tafsir orang jadinya.
Usulan mantan Kabareskrim Susno Duadji agar Pegi dilepaskan, dijadikan tahanan kota saja, dilakukan evaluasi atas penyidikan yang dulu, seperti tak laku. Yakin betul penyidik terhadap langkah-langkahnya. Tapi sayangnya, keyakinan itu tak diiringi dengan hadir dalam sidang perdana pra-peradilan. Pengadilan yang mestinya cepat, murah, dan sederhana diabaikan begitu saja. Kalau bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah, bisa jadi begitu?
Apalagi, tambah pak Benny, setelah tak hadir penyidik Polda tak diam. Kemarin, empat terpidana kasus Vina dan Eky, dilakukan tes psikologi. Tes yang sama pernah dilakukan terhadap Pegi Setiawan, maraton selama 3 hari. Hasilnya kita tak tahu. Tes psikologi buat kuli bangunan, yang sekolah kurang lengkap, sebetulnya terdengar mewah.
Dugaan Pak Benny, penyidik mungkin masih butuh melengkapi bukti-bukti, seperti yang diingatkan Kapolri, sebelumnya. Entahlah, bukti apa yang akan diperoleh dalam suatu kasus pembunuhan 8 tahun lalu, dari rangkaian tes psikologi itu? Apalagi terpidana sudah merana selama 8 tahun menjalani hukuman dan terus menjalani hukuman selama hidupnya.
Artinya, kuasa hukum Pegi jangan berbangga dulu. Merasa di atas angin. Bangga dan kecewa kadang sulit dibedakan. Entah apa yang sedang disiapkan penyidik untuk membuktikan dalil penangkapan dan pentersangkaan Pegi? Penyidik agaknya tak akan mudah menyerah begitu saja. Bahkan, Iptu Rudiana pun sudah dinyatakan tak melakukan kesalahan apa pun. Memang, tak mudah mengalahkan institusi seperti Polri.
Tak ada cerita penyidik Polda Jabar, termasuk juga Kadiv Humas Mabes Polri, akan terkepung opini dengan kasus Pegi ini. Terkepung opini oleh kuasa hukum, media, pengamat, netizen, bahkan oleh Kapolri sendiri yang wanti-wanti mengingatkan soal bukti-bukti scientific. Tak ada itu. Kasus akan berlanjut.
Memang, agak aneh juga posisi Kapolri ini. Dia terlihat ragu, tapi anak buahnya di bawah terus melaju. Seperti tak pengaruh keraguan Kapolri ini terhadap anak buahnya. Penyidik memang independen, tapi tak tegak lurus dengan Kapolri, cerita apa pula? Istilah ahli forensik Reza Indragiri, Kapolri terlihat kesepian. Tapi di tempat keramaian.
Lebih gagah Kapolri pada waktu kasus Sambo atas tewasnya Joshua. Kronologi yang dibuat Sambo sejak awal, semua rontok seketika. Apakah kasus tewasnya Vina dan Eky ini lebih dahsyat pula daripada kasus Sambo yang merupakan bintang dua di Mabes Polri. Untuk mengatakan ada persoalan pada Rudiana saja, seperti tak ada yang berani. Ke mana-mana tafsir orang jadinya.
Usulan mantan Kabareskrim Susno Duadji agar Pegi dilepaskan, dijadikan tahanan kota saja, dilakukan evaluasi atas penyidikan yang dulu, seperti tak laku. Yakin betul penyidik terhadap langkah-langkahnya. Tapi sayangnya, keyakinan itu tak diiringi dengan hadir dalam sidang perdana pra-peradilan. Pengadilan yang mestinya cepat, murah, dan sederhana diabaikan begitu saja. Kalau bisa dipersulit, kenapa harus dipermudah, bisa jadi begitu?
Комментарии