Haru!!! Saat Jokowi Tabur Bunga di Makam Para Pahlawan Diiringi Gugur Bunga

preview_player
Показать описание
JAKARTA, KOMPAS.TV Presiden Joko Widodo hadiri peringatan upacara ziarah nasional dalam memperingati hari pahlawan yang jatuh setiap tanggal 10 November, di Taman Makam Pahlawan Nasional Kalibata, Jakarta Selatan (10/11).

Jokowi memasuki lapangan upacara sekitar pukul 8.10 WIB bersama Wakil Presiden Maruf Amin.

Jokowi bertindak sebagai inspektur upacara. Suasana semakin syahdu saat lagu mengheningkan cipta dikumandangkan.

"Untuk mengenang jasa-jasa pahlawan, mengheningkan cipta dimulai," kata Jokowi saat upacara.

Usai upacara, Jokowi dan Maruf Amin laksanakan tabur bunga di sejumlah makam para pahlawan yang telah gugur.

Diiringi dengan lagu gugur bunga, momen tersebut menjadi terasa semakin haru dan khidmat.

Upacara ziarah nasional dalam memperingati hari pahlawan ini dilaksanakan dengan protokol kesehatan yang ketat.

Jumlah peserta upacara dibatasi agar jaga jarak tetap bisa diterapkan.
Рекомендации по теме
Комментарии
Автор

Semoga pengorbanan para pahlawan kita, tidak sia sia oleh generasi penerus nya.

rohmatasep
Автор

Kemarin pak gatot di hadang mau ziarah, yang camera yang bagus jangan lupa

syaputrariasta
Автор

Nanti akan ada reaction youtuber Malaysia untuk mendapatkan uang dari penonton Indonesia

xenomorphkokonosoko
Автор

Rakyat lebih memilih sambut habibana yg akan pimpin revolusi..

abangmodarkrnjihader
Автор

Kemarin pak gatot di hadang mau ziarah, yang camera yang bagus jangan lupa

syaputrariasta
Автор

Kemarin pak gatot di hadang mau ziarah, yang camera yang bagus jangan lupa

syaputrariasta
Автор

Orang orang mah klo ziarah berdoa zikir baca yasin bukan cuma tabur bunga doank

sayayudi
Автор

Begitu khidmatnya...memang pemimpin yg rendah hati..

sumarwantohw
Автор

Yang sono lagi nyambut Pahlawannya di

Coba saja kalo Pahlawannya gak datang, apakah tabur bunga juga di TMP Kalibata seperti 1 Oktober kemarin? 😃😃😃

saifulmuhammad
Автор

mayit nya pasti gak rido disamperin si kodok

paradoks