UMBUL SITURAJA || SENI TARI & TRADISI MASYARAKAT SUMEDANG JAWA BARAT ||

preview_player
Показать описание
#budayanusantara #budayasaya #wonderfulIndonesia #unesco #tariumbulsumedang #apkasi #apeksi

Tari umbul, adalah tari tradisional yang berasal dari Desa Situraja, Kabupaten Sumedang, Provinsi Jawa Barat. Kesenian ini mulai ada di Parugpug, sekitar tahun 1940-an, dari wilayah Indramayu ke Sumedang.
Para penari membawakan lagu, berjudul umbul atau adem ayem, sambil menari secara bergiliran.
Sementara penonton, menyaksikan keindahan tarian dan kemerduan suara penari, juga mengincar si penari untuk diberi tanda karembong (selendang), kopiah, atau sarung.
Awalnya, tari ini sebagai tarian pembuka pertunjukan reog. Dulu, ciri khasnya, adalah gerakan pinggul yang erotis, Tapi ada pro dan kpntra dari masyarakat setempat, dan berdampak dicekal mulai tahun 1994.
Setelah kejadian tersebut, kembali berkembang, karena adanya pengurangan unsur erotis dan hilangnya fungsi sarana ritual.
Kini tarian ini sering disajikan pada acara pernikahan, khitanan, 17 Agustus maupun dalam kegiatan besar keparawisataan lainnya.
Pementasan tari umbul awalnya dilakukan berkeliling dari kampung ke kampung.[2] Namun dalam perkembangannya ditampilkan juga di atas panggung.[2] Pertunjukkan dimulai dengan gending bubuka (tabuhan pembuka), kemudian penari masuk membentuk formasi berjajar lurus, dengan membawakan lagu secara bergantian.[2] Apabila diperhatikan, biasanya para penonton laki-laki yang menyaksikan tari umbul tentu akan sedikit terkesima, karena selain gerakan tangan yang gemulai, juga dibarengi dengan gerakan pinggul yang sedikit erotis.[2] Barangkali di sinilah kekhususan dan keunikan dari tari umbul, di samping menyertakan humor sebagai tambahan dalam setiap pagelaran.[2] Pengemasan tari umbul yang pada awalnya sebagai seni pertunjukan berbentuk helaran (berarakarakan) yang dilaksanakan di jalanan daerah Sumedang, saat ini tari umbul telah melalui proses perkembangan.[2] Kini tari umbul memiliki fungsi tidak hanya disajikan pada acara pernikahan, khitanan, penyambutan para tamu, festival, dan hiburan pada acara besar nasional, akan tetapi juga kini menjadi tarian bersama pada akhir pertunjukan.[2] Dengan cara mengembangkan koreografi, karawitan dan tata busana agar tarian tersebut lebih dinamis variatif dan menarik.[2]
Рекомендации по теме